Oke, postingan hari ini cukup agak menggelikan dan mengejutkan. Mengapa?? Karena gw beserta teman-teman kampus berhasil menguak misteri berdarah salah satu dosen yang mengajar di Univ B**** (sensor dulu) hehe, sebut saja Bapak Yana :p.
Sabtu, 14 Juni 2008... Saat pelajaran elemen mesin berlangsung dengan hikmatnya, dari sudut kiri, tengah, kanan, depan, dan belakang begitu memperhatikan mata kuliah yang diajar oleh Bapak Yana (tepatnya belajar sambil berkomentar). Gak lama kemudian sang bapak mulai menjelaskan dengan mengambil posisi yang tampaknya wuenaaaaaak tenan, yaitu duduk di atas meja dosen yang seharusnya tidak boleh, tidak diijinkan, dan sangat dilarang untuk ia lakukan karena perbuatannya itu merupakan suatu awal dari musibah yang mengorbankan banyak anak didiknya.
"Hihii..." Eh eh, gw mendengar tawa makhluk di belakang gw.
"Hihihihi... hiiiihiihi." Gilang dan David tertawa kecil, ketawa mesum bukan y???
Dengan rasa penasaran terhadap apa yang mereka tertawakan, gw kembali memperhatikan buku yang ada di hadapan gw sambil bengong-bengong sendiri secara gw ga ngerti apa yg diomongin dosen. Ga lama tatapan gw tertuju pada Lusi dan Merci yang sehabis berbicara dengan Gilang, mereka langsung tertawa ga karuan sambil ditahan-tahan biar ga kedengeran dan mungkin biar mereka tampak anggun kalo tertawa. Sumpah, gw makin penasaran. Otak cerdas nan lemot milik gw ini semakin bekerja dengan keras mencoba mengetahui sisi gelap yang sedang ditertawakan mereka.
Kemudian gw melihat Lusi nunjuk-nunjuk ke depan, ke arah dosen tapi... Kelemotan gw masih menghambat gw untuk mengerti apa yg dimaksud oleh telunjuknya Lusi. Tiba-tiba rasa penasaran gw terpuaskan. Tiwi yang duduk di sebelah gw tiba-tiba ikutan ketawa heboh sambil nyebut-nyebut nama gw (uda kayak baca mantra aja die).
"Van...Van.. Hihihi.."
"Napa Wi?" Gw nanya makin penasaran.
"Lo tau ga seh, mereka ngetawain apa? Hihi..Hi..Hi..Hhh..Hiii..."
Waduh, sabar wi. Ngomong uda kayak orang sesek napas aja... "Gak tau, mang ada apa?"
"Lo liat Bapak Yana ga??"
Seketika itu juga gw menatap sang bapak dosen yang dedang duduk berpose di atas meja dosen.
"Kata Gilang, bapaknya mirip model kalender. HUAHAHAHA!"
Gw bengong sebentar, cukup 3 detik untuk mencerna tawa Tiwi dan... "HUAHAHAHA!"Gw pun ga kuasa lagi menahan tawa yang sempat terkubur dalam.
"HUAHAHAHAHAA!!!" Nauzubilah himin zaliq Tiwiiiii... Ketawanya makin heboh aja...
Pendengaran Billy yang duduk di depan tampaknya cukup tajam. Dia langsung menoleh ke arah belakang dan dia menatap gw tajam. Oh oh ada apa ini?? Sang pakar MLM menatap gw dengan seribu arti yang tak bisa terartikan??! Oh oh...
"Kenapa lo Van?" Sekali lagi dia natap gw sambil senyum-senyum geje terbawa arus tawa gw.
"Hihihi... Tanya Gilang deh."
Gak lama dia nanya Gilang dan ga pelak lagi... "Wkwkwk Ihihihihi!! parah parah... Hihihi" Tawanya cukup membahana di balik awan.
Akhirnya terjadilah tawa estafet yang menggelikan di ruangan kelas, sumpah ribut banget...
"Hahahaha...hihhhii....wkwkwk...shhhh...ssshhh....ckikikik..." Sumpah, bermacam-macam jenis tawa terdengar di penjuru bumi... Kacau... Nauzubillah himin zaliq (gw lagi demen nyebut ni kata hahaha, thx tiwi...).
Lalu Evani yang duduk di depan Tiwi menengok ke belakang dan nanya, "Kenapa c?" Mungkin dy merasa terganggu dengan keributan yg terjadi.
Eli pun ikut serta membantu Evani, "Kok pada ketawa c?"
Baru aja gw pengen menjelaskan kejadian bodoh itu, Tiwi langsung menyela gw, "Ahhh jangan Van... Jangan... " Apa coba??? "Jangan..." Agaknya kata-kata itu cukup mengganggu.
"Mang kenapa Wi?"
"Kasian bapaknya... Hahaha."
Gw hanya bisa diem, memikirkan perkataan Tiwi. Kalo kasian napa masih ketawa????? Nauzubillah himin zaliq!!!!!!!!!!
Akhirnya sampai sekarang Evani dan Eli tetap tidak mengerti apa yang kita tertawakan, kasian mereka... huhuhu